Selasa, 10 Juli 2012

berita terkini

Chavez: Clinton Mengancam Rusia

 

CARACAS - Presiden Venezuela mengkritisi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Hillary Clinton terkait isu peremuan Sahabat Suriah. Chavez menilai, pidato yang dilontarkan Clinton mengancam Rusia dan China.

"Kami melihat, Menlu AS secara terang-terangan melontarkan ancamannya ke Rusia dan China. Dia mengatakan bahwa kedua negara itu akan membayar akibat dari perbuatannya, bila tidak mau mengikuti tuntutan AS. Kalian mengerti? Jelas sekali hal ini adalah bagian dari kegilaan yang dilakukan sebuah negara, yang berpikir dia adalah penguasa dunia," ujar Chavez, seperti dikutip RIA Novosti, Selasa (10/7/2012).

Chavez mendesak Clinton agar melihat masalah-masalah di dalam negerinya. Meski demikian, AS dianggap selalu mengabaikan masalah domestik.

"Banyak masalah yang muncul di AS, namum Pemerintah AS ingin berkecimpung di Suriah. Hal itu sama saja dengan campur tangan AS di Libya. Sekarang mereka juga mengancam Iran, sementara itu Fidel Castro sudah memperingatkan akan munculnya perang nuklir yang berbahaya," imbuhnya.

Pada Jumat pekan lalu, Clinton melontarkan kritiknya terhadap Rusia dan China, yang tidak menyetujui adanya upaya menggulingkan kekuasaan Presiden Suriah Bashar al Assad. Clinton juga mengingatkan kembali akan adanya konsekuensi atas sikap itu.

"Saya tidak mengira Rusia dan China yakin bahwa mereka akan menerima konsekuensi dari sikapnya yang mendukung rezim Assad," ujar Clinton.(AUL).
 
 
 

Rusia Tunda Pengiriman Senjata Anyar ke Suriah

 

 

Foto : Jet Yak 130 (AFP)
MOSKOW - Rusia tidak akan mengirim senjata baru ke Suriah, bila peperangan internal masih berlanjut di negara Arab tersebut. Rusia juga mengutarakan keprihatinannya terhadap krisis Suriah.

"Seperti negara lainnya, Rusia khawatir dengan situasi di Suriah. Kami tidak akan membicarakan masalah pengiriman senjata baru di negara ini, hingga situasi di Suriah sudah stabil," ujar salah seorang pejabat Rusia Vyaches Dzirkaln, seperti dikutip dari AFP, Selasa (10/7/2012).

Media Rusia melaporkan, Rusia sudah menyepakati pengiriman jet tempur Yak-130 ke Presiden Suriah Bashar al Assad. Namun pengiriman itu ditolak oleh Dzirkaln dan sejumlah politisi Rusia lainnya. Direktur badan ekspor senjata Rusia Alexander Fomin juga sepakat akan penundaan itu.

Selama ini, Negeri Beruang Merah menegaskan bahwa mereka akan terus menjaga kontrak penjualan senjata ke Suriah. Namun seiring dengan meningkatnya eskalasi kekerasan di Suriah, pengiriman senjata-senjata modern itu ditunda. Beberapa bulan yang lalu, Rusia hanya mengirimkan senjata anti-serangan udara ke Suriah dan tidak mengirimkan senapan serbu.

Rusia juga membela diri saat tertangkap mengirimkan helikopter tempur ke Suriah pada Juni lalu. Menurut Rusia, pengiriman helikopter dan senjata anti-serangan udara itu sudah tercantum dalam kontrak penjualan senjata yang ditandatangani beberapa tahun lalu.

Keputusan penundaan pengiriman senjata Rusia juga sangat disambut oleh Amerika Serikat (AS). Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Patrick Ventrell menilai, bila Rusia benar-benar menunda pengiriman senjata, hal itu menunjukkan perkembangan yang positif.(AUL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar